Kamis, 28 Mei 2009

Be - Do - Have

Setelah mengikuti enterpreneur class bersama Pak Andri Marjoni, keinginan untuk menjadi pengusaha semakin mengkristal. How is the way to be entrepreneur? Harus punya blue print yang tertulis dan dikomunikasikan.

TERTULIS

Tulis apa yang ingin kita miliki/HAVE.

"SAYA TELAH memiliki TOKO ROTI DAN KUE pada 16 Oktober 2009 dengan 3 orang karyawan di Ruko Sentra Niaga Jababeka dengan omzet 500 pcs per hari".

Untuk mencapai impian tsb kita harus memiliki sikap-sikap yang akan membimbing kita ke arah itu, BE. Be disini lebih menonjolkan core value kita, visi mencapai impian.

"Untuk menjadi leader market, kami capai dengan cara-cara BAROKAH".

Berguna
Amanah
Rajin
Optimis
Komitmen
Antusias
Harmonis

DO
Lakukan tindakan untuk mencapai tujuan.

"Riset pasar, analisis usaha, mulai dengan cara yang sederhana, mulai sekarang juga".

Senin, 18 Mei 2009

Bisnis Pakaian Muslim (part 2)

Sesampainya di rumah, otak berputar keras bagaimana memperoleh uang untuk modal. Saya coba cari pinjaman ke saudara, alhamdulillah dari 5 juta yang diajukan yang di acc hanya 2 juta saja. Tak mengapa, yang penting jalan.

Akhirnya senin siang datang ke toko baju poeti, kebetulan Pak Afrizalnya lagi gak ada. Sehingga hanya dilayani oleh penjaga tokonya.

Pengennya sih kita di kasih masukan dari pihak toko karena kan sudah lebih berpengalaman, bagaimana memilih model, model apa yang sedang trendy dan diminati. Mungkin perlu ditambah bagian customer service juga kayanya.

Akhirnya dipilihlah pakaian secara acak baik dari segi model, ukuran dan warna. Setelah selesai pilih-pilih, dibayar lalu pulang. Rencananya akan ditawarkan ke ibu-ibu TK Negeri Pembina dulu untuk sampel.

Responnya cukup baik, bahkan ada juga yang ingin bantu jual dengan persentase tertentu. Kebanyakan mereka tidak keberatan dengan sistem 2 kali bayar/tempo 2 bulan. Ada yang kasih tanda jadi, sisanya setelah gajian. Ada yang cocok dengan model, tapi ukurannya gak sesuai. Belum lagi ada tambahan permintaan. Order udah masuk tapi modal kurang, akhirnya terpaksa kartu kredit yang rencananya gak akan dipakai lagi mau digunting digesek lagi.

Hari Sabtunya istriku mau pulang ke Anyer, sekalian aja bawa pakaian ditawarin disana. Kebetulan ada kakak ipar yang mau bantu jualin, akhirnya diangkat aja sub agen. Selain itu ada juga ada adik ipar di Cilegon mau ambil pakain buat dijual lagi, kasih sampelnya dulu aja karena kebetulan gak bawa katalog yang cukup.

Responnya sungguh luar biasa, sekembalinya ke Cikarang pesanan mulai mengalir, 12 potong dan 14 potong. Tapi sayang stok di toko kadang tidak ada ukuran yang dicari, atau warnanya beda.

Seminggu kemudian kita kembali ke Anyer membawa pesanan. Dengan motor Kanzen Pesona 5, kami tempuh perjalanan selama 6 jam. Begitu sampai tujuan, sang Kakak langsung bongkar paket belanjaan. (orang mah cape, suruh ngaso dulu kek.....). Mumpung masih semangat. Pakaian langsung dipisahkan untuk pesanan siapa. Besoknya, pakaian pesanan dibawa ke tempat kerjanya di sebuah hotel di daerah Cikoneng Anyer.

Jam 13.00 kita pulang ke Cikarang, tapi mampir dulu ke Cilegon sekalian nganterin pesanan adik. Ada kejadian lucu yang saya tangkap disana, anak perempuan tetangganya kakak-beradik langsung coba baju baru. Sayang punya sang adik bajunya kekecilan, akhirnya nangis merengek-rengek. Mungkin usianya sekitar 7 tahunan. O, ternyata kalo mau jualan mendingan tawarin sama anaknya aja, kalo anaknya mau pasti merengek ke orang tuanya. Mesti dibeliian gak boleh enggak.

Sementara Kiki (berkemeja hijau), anakku main dengan anak tuan rumah.

Jam 16.00 kita pamitan harus segera pulang ke Cikarang dengan motor Kanzen yang selalu setia menemani kemanapun. Setelah melalui perjalanan panjang kami tiba di rumah jam 21.00, membawa pesanan baru. Berikutnya kita akan paketin aja via Tiki biar gak keluar banyak tenaga.

Bisnis Pakaian Muslim (1)

Berpacu dengan waktu, bisnis harus terus jalan. Kali ini istri saya masuk team operasionalnya. Setelah melakukan riset pasar yang relatif singkat, kami memutuskan untuk menjalankan bisnis pakaian muslim.

Mengamati perilaku orang tua temen sekolah anak saya di TK Negeri Pembina, Pilar, memberikan saya ide untuk menerjuni bisnis ini. Dengan latar ekonomi yang tidak jauh berbeda, ternyata orang tua/ibu-ibu terutama, suka belanja barang dengan pembayaran secara tempo/non cash. Hal ini karena mereka harus mengatur keuangan disesuaikan dengan keperluan dan kemampuan finansialnya. Cikarang sebagai kota yang mempunyai kawasan industri, melahirkan ribuan keluarga dengan pekerjaan karyawan. Segmen inilah yang hendak kita garap.

Lebaran yang tinggal beberapa bulan lagi juga menjadi pertimbangan yang penting dalam menjalani bisnis ini.

Setelah memutuskan jenis usaha, kita mencari tempat yang menjual pakaian muslim dengan harga murah. "Kalo pengen murah, beli langsung aja ke pabriknya. Tapi jumlahnya harus banyak". Begitulah Pak Tung Desem Waringin pernah ngasih wejangan. Kebetulan di komunitas cimart punya network yang bergerak di bidang ini. Akhirnya awal Mei ini kita sambangi Pak Afrizal, pemilik Poeti collection di Jalan Kelinci Raya untuk bertukar pikiran.

Menurut beliau, untuk pemula rata-rata omzet per bulannya mencapai 5 juta rupiah. Sebuah angka yang lumayan. Namun setelah itu timbul pertanyaan: kemana nyari duit buat modalnya?

Setelah mendapat penjelasan yang cukup kita pamitan dan berjanji akan kembali lagi.

Rabu, 13 Mei 2009

Mastermind Cikarang

Mastermind adalah kelompok kecil yang beranggotakan pebisnis maupun calon pebisnis yang mempunyai komitmen tinggi untuk mencapai target yang disepakati bersama. Dengan adanya kelompok mastermind ini diharapkan akan menghasilkan pebisnis yang tangguh dan memiliki jaringan kerja/network yang kuat serta saling membantu sesama anggotanya karena lingkungan yang mendukung,

Bertempat di Kupat Tahu Bandung-nya Pak Ato di jalan rusa raya Cikarang Baru, akhirnya terbentuklah mastermind/MM Cikarang yang beranggotakan Pak Mualib (sebagai koordinator), Pak Arry Kurnia (sebagai notulen), Pak Budi, Pak Haryanto, Pak Sangadi, Bu Wiwin dan saya (Gunawan). Hadir pula Pak Annas dan Pak Ato sebagai tuan rumah yang telah bergabung lebih dulu di MM B5 (Bekasi 5).

Pertemuan pertama diagendakan tanggal 24 Mei 2009 dengan topik blog for bussiness, pembicara Pak Eko Eshape.

Selepas pembentukan kelompok mastermind Cikarang ini, Pak Ato menceritakan pengalamannya bagaimana memulai membuka usaha kupat tahu bandung. Dengan ide briliannya, beliau membuat pamflet : GRATIS Kupat Tahu Bandung setiap pembelian Mie Baso. Tanpa malu-malu beliau menyebar pamflet sendiri, sehingga jika ada orang yang kurang jelas dengan maksud selebaran tsb langsung dijelaskan dengan gamblang.

Ternyata kata GRATIS memberikan respon yang luar biasa. Segera saja warung kupat tahunya dipenuhi pelanggan yang ingin gratis. Dan setelah itu, tidak kurang dari 100 porsi kupat tahu bandung terjual setiap hari.

Tukar pengalaman seperti ini bisa memberikan inspirasi dan motivasi dalam menjalankan bisnis, sehingga dikala bisnis kita sedang down ada tambahan amunisi untuk tetap eksis.